The Art of Blogging in 2015
The Art of Blogging in 2015 |
The Art of Blogging in 2015 — Baru lima tahun nge-blog dengan konten “gado-gado”, tapi gue ngerasa dapet berbagai pengalaman dari blogging. One of my favorite part from blogging is that I can connect with anyone all over the world. Dimulai dari blogwalking, lalu berlanjut ke ranah media sosial. Nggak jarang, kerap interaksi lewat private chat atau bahkan bikin kopdar.
From where we started blogging?
Kalo dulu tuh, rata-rata blogger
mulai nge-blog karena kepuasan pribadi yang biasanya diawali dengan
postingan curhatan. Nggak melulu soal galau mantan yeee, cerita tentang
perjalanan ke suatu kota juga bisa dikemas dalam curhatan, kan? Banyak juga
yang terinspirasi dari blogger yang
udah tenar duluan. Sebut aja Raditya Dika yang sukses abis lewat caranya
mempertawakan hidup. Radit sendiri mulai nge-blog karena terinspirasi dari blogger lain juga, lho! Dari yang
“gado-gado”, bermunculan niche blog yang
bahas satu topik, seperti blog SEO buatan Mas Sugeng atau travelling blog ala Mbak Trinity.
As time goes by,
berbagai perubahan terjadi dalam per-blogging-an Indonesia. Di 2015 ini, being a blogger sepertinya
bukan lagi sebagai iseng-iseng belaka. Nggak jarang orang-orang menjadikan blogger sebagai pekerjaan yang
menguntungkan. Para blogger berusaha
keras menghasilkan blogpost semenarik
mungkin untuk menaikkan dan mempertahankan trafik atau pembaca. Kayaknya,
ngecek page ranking atau skor Klout
udah umum dilakuin. Postingan makanan dalam blog ini contohnya, ngebuat gue
kudu nungging-nungging buat dapetin angle
dan komposisi foto yang pas.
Blogging atmosphere in 2015
Blog dianggep sebagai lahan kreativitas dan menjadikan sejumlah
blogger sebagai public figure baru.
Punya “fans” dan stayin’ exist ngebuat
rezeki semakin mengalir. Selain iklan seperti Adsense atau kompetisi berbasis
blog, fenomena endorsement dan review lewat blog kayaknya meningkat
banget ya, di Indonesia tahun 2015 ini. Blog gue yang belom apa-apa kayak gini pun, bisa
kebagian job review. Oh ya, nggak
sedikit juga blogger yang
menghasilkan karya dalam bentuk buku atau video-video kreatif, terus jadi speaker dalam talkshow.
The art of blogging, Andra Alodita, fotografer yang sukses terkenal lewat blog dan review produk |
Asem-asinnya nge-blog itu...
Di balik effort
dari para blogger, ada aja orang-orang
di luar sana yang ngeremehin. Sebenernya sih, sirik aje ye, first they laugh then they copy it. Ada
juga blogger-blogger yang jadi pesimis ngelihat temen-temen blogger-nya jadi
terkenal. Hingga akhirnya, segala istilah muncul di tahun 2015. Mulai dari
blogger remah-remah rempeyek lah, blogger remahan nastar lah, atau malah,
blogger tutupan panci! Nggak masalah sih, ngelabeli diri sendiri kayak gitu,
asal nggak bikin rasa senang dalam blogging
jadi sirna gitu aja. Bahaya juga kalo sampe nimbulin penyakit hati. Mereka
yang “besar” duluan juga bukan berarti nggak ngelewati masa-masa sepi
pengunjung.
Apakah nggak lebih penting jadi blogger yang berguna, ya?
Pengin eksis dari blog bukan hal yang negatif, kok. Menjadikannya sebagai batu loncatan pun bukan masalah atau hal yang tabu. Semua
manusia emang butuh eksistensi dan punya hasrat untuk diakui sama orang lain.
Kemungkinan ada yang diem-diem terinspirasi dari blog lo, bisa aja, kok. Tapi,
anggep aja menjadi inspirasi dan populer sebagai bonus kegigihan dalam
menanamkan kebaikan lewat tulisan. Bukannya sotoy, gue dulu hobi banget posting
dengan gaya yang nyinyir. Sekarang, cara nulis gue pun beda dari sebelumnya
walaupun nggak mau ngehilangin ciri khas juga. Gue pengin blog ini jadi hal yang
berguna dan positif bagi yang baca.
Banyak yang bilang, persaingan dunia blogging di 2015 semakin ketat. Katanya sih, gitu. Ngelihat
berbagai warna dan lika-liku blogging
tersebut, gue mau pesen buat para blogger,
aaaah—meskipun gue bukan Mario Teguh atau Merry Riana. Nggak perlu terlalu ambisius tuh, jadiin blogger lain sebagai saingan. Hmmm, menang kalah buat apa, palingan
cuma puas-puasin hati sendiri aja. Mendingan, energinya dipake buat mikirin
ide-ide fresh supaya bisa berkarya.
Terlalu fokus sama orang lain malah bikin kita lupa fokus sama diri sendiri. Kalo
kata Janet Jackson sih, competition is
great, and as long as it's friendly and not a malicious thing, then she thinks
it's cool.
How about you, dear? Gimana
blogging excitement di tahun 2015?
Siap menyambut 2016?
Pic source: http://www.wowkeren.com/
wolipop.detik.com
Pic source: http://www.wowkeren.com/
wolipop.detik.com
25 comments
Saya sdh hampir 10thn ngeblog, kontennya pun gado-gado hingga sekarang, awalnya asli emang buat curcol tapi baru bbrpa tahun belakang ini idealisme utk blog curhat mulai terkikis, sejak beberapa kali dapat job review jadi ketagihan, hehehehh. Makanya di tahun 2015 ini berani move on dari yg gratisan ke berbayar (domain) biar bisa dapat job review lg, meskipun PR kembali jd 0 dan harus belajar merangkak dari awal lg tp gpp deh, secara sekarang yg dpt job diutamakan yg self domain dan punya DA sekian2 sesuai keinginan pemberi job, heheehh
ReplyDeleteSepuluh tahuuun >,< aku mah masih jauh dari hitungan sepuluh tahun. Hihihi, somehow aku mikir, curhat yang dibikin elegan gitu, Mbak. #halah
DeleteIbu digital yang seseruan nge-blog, itulah Mbak Diah. Seneng lihatnya, ibu yang open-minded :)
saya tidak bisa bicara apa apa,,, hormat pada senior :D
ReplyDeletesenior? sejak kapan Mas ini jadi junior di almamaterku? ._. #salahpokus
Deleteaku udah empat tahun ngeblog, tapi baru taun ini yang isinya bisa dibilang bukan curhatan menyek-menyek. tahun-tahun kemarin mah, isinya curhatan semua. bikin malu deh kalo dibaca orang... huhu
ReplyDeleteDengan format diary, justru orang bisa ngerasa relate sama cerita kita. Tinggal how we make it nice aja. "Kemasan" cerita bakal bikin pembaca balik lagi ke blog kamu, kok. :)
DeleteAkkk apalah aku ini juga cuma gado-gado, yang penting menyenangkan. \:D/
ReplyDeleteKalo dulu emang iseng aja awalnya, sekarang malah jadi kayak semacam kebiasaan gitu. Gak tahu kenapa, emang soalnya menyenangkan aja. Huehehe. Waduh, kalo ada remah-remah rempeyek, mungkin aku mah remah-remah protozoa kali ya?
Aku tuh suka deg-deg ser gimana gitu kalo dikomenin temen blog yang udah nggak lama kelihatan *lebay*
DeleteBiar gado-gado, yang penting bikin salero basamo (ala masakan Padang)
dulu waktu ndaftar rekrutmen karyawan, beberapa kali (di beberapa perusahaan berbeda), selalu ditanya apa hobinya. dan selalu saya jawab dengan "ngeblog". dan lama kelamaan pewawancara malah nanya banyak hal tentang dunia blogging. :D
ReplyDeleteKarena semakin lama, menulis bukan lagi hal unconvetional. Kalo dulu tuh, sering dianggep geek. Sekarang malah punya prestige sendiri. :D
DeleteSemua manusia emang butuh eksistensi dan punya hasrat untuk diakui sama orang lain. dan akhirnya blog ini mempunyai nyawanya tersendiri, aku suka dengan diary ini, walaupun terkadang bacanya males banyak prolog gak penting, ya namanya juga penulis
ReplyDeletebagiku blog hanya sebagai pengingat pribadi, salam kenal, eh udah kenal ya kahaha
(((Prolog nggak penting)))
DeleteKarena di dunia nyata aku cerewet, pun diselaraskan di dunia maya.
5 tahun... senior awak la ini, awak masih 2 tahun kayaknya..
ReplyDeletehiiih terus gitu... mojoklah awak, min :(
DeleteIya emang bener banget sih. Nggak perlu ngurusin orang lain, selama kita berkompetisi dengan sehat sih lebih baik berpikir gimana caranya biar terus maju dan berbagi hal yang baik buat sesama, gak usah saing-saingan karena harusnya blogger itu empower each other. Cheers!
ReplyDeleteYap. Masing-masing punya karakter dan punya our own path buat jadi blogger yang sukses. :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHai Funy setuju sekali dengan tulisan mu. aku jg pertama nge-blog gado-gado, tapi semenjak suka review kuliner sering suka dpt job review kaya food tasting atau event report gitu (pdhl baru aktif review makanannya 3 thn-an dari 5 thn ngeblog >-<)
ReplyDeleteAku gak tau kalo genre (emg film--') blogger lain, tapi untuk food blogger di tahun 2015 emg banyak sekali.
Haaaaai~
DeleteIh, senengnya direspons tulisanku sama kamu *tebar confetti*
For sure, tulisan kamu enak dilihat dan dibaca. Nggak heran deh, diajakin food tasting soalnya worth it! xDbb
Aku sebenernya risiiiih banget sama istilah seleblog, remahan peyek, blogger apalah-apalah. Entah yaa.. kesannya kok jadi kayak ada level di dunia kita yang super-menyenangkan ini. Padahal aslinya kita semua ya sama, blogger, sama sama jauh dari level seleb. wkwkwkwkwk
ReplyDeleteGain popularity wis biyasa di kalangan blogger. Cuma ya itu, ngelabelin diri sendiri kayak orang lain ngelabelin kita. Sayang banget sebenernya energi berkarya dipake buat mikirin hal kayak gitu ya. xDbb
DeletePostingannya bagus :D makasih ya :D paling suka pas baca "Nggak masalah sih, ngelabeli diri sendiri kayak gitu, asal nggak bikin rasa senang dalam blogging jadi sirna gitu aja. Bahaya juga kalo sampe nimbulin penyakit hati. Mereka yang “besar” duluan juga bukan berarti nggak ngelewati masa-masa sepi pengunjung."
ReplyDeletekamu iiiih, masih muda tapi wise banget
ReplyDeletesukaaaak!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Salam kenal kak! Saya baru-baru ini mulai nge blogging, tapi saya mulai putus asa kak, udah hampir beberapa bulan saya nge blogging tapi sedikit banget pengunjungnya :(
ReplyDeleteKalo ada waktu, mampir ke blogku ya, kak => http://dokirablog.twomini.com. Makasiiii
enaknya ngeblog itu dari punya kenalan baru sampe dapet job review :D salam kenal ya mbak :D
ReplyDelete