Rahasia Koneksi Cepat dan Stabil
Rahasia Koneksi Cepat dan Stabil - Teknologi: Generasi Millenial dan gadget, sepertinya adalah dua hal yang
sulit dipisahkan, ya. Sejarah memang membuktikan bahwa kita adalah bagian dari
generasi yang menjadikan teknologi sebagai lifestyle.
Gadget yang barangkali begitu krusial
sekarang, tak lain adalah mobile
communication device. Kalo dulu ada lagu yang bilang bangun tidur kuterus
mandi, kalo sekarang, sih, mungkin realitanya bangun tidur kuterus cek HP, guys.
Kebutuhan akan komunikasi dua
arah dengan waktu terbatas, jarak yang jauh, dan cost yang besar, merupakan rangkaian alasan umum mengapa perangkat mobile communication terus dikembangkan.
Seiring perkembangannya, fitur-fitur mobile
communication device terus diperkuat. Begitupula provider telekomunikasi yang berlomba-lomba menyediakan layanan
cepat dan stabil. Hal tersebut menjadikan gadget
sebagai media yang begitu populer dan membuat banyak orang bergantung pada gadget mereka. Satu perangkat mobile communication bisa menjadi begitu
penting, menyimpan database besar di
dalamnya, sesimpel pesan-pesan dari mantan gebetan di masa lalu—tolong, ini
bukan curhat. Atau contoh yang mungkin aja rekan mahasiswa rasain, kalo males
nyatet di kelas, tinggal jepret tulisan dosen atau teman dengan ponsel yang
dilengkapi kamera resolusi tinggi.
Masih teringat jelas dalam benak
gue, di akhir 90-an, HP dengan teknologi GSM (2G) yang baru booming, biasanya cuma dipakai buat
bertelepon dan SMS-an. Coba lihat perbandingannya sekarang. Dengan jaringan 3G atau
lebih dari itu, kita bisa nonton video-video lucu di Youtube dengan menggunakan
layar jernih dan besar dari iPad.
Namun, yang namanya manusia emang
nggak pernah puas, padahal pemuas kebutuhannya “terbatas”. Pasti ada, deh, di
antara kita yang sering ngeluh gini, “Dih, ini SMS kok, nggak kekirim-kirim,
sih!” Atau, ngomong asal, misalnya, “Eh, daripada pake provider C, mending si A
aja! Itu kan, provider seluler
pertama. Pasti koneksi internetnya lebih bagus daripada yang lain!” Somehow, ini adalah ucapan-ucapan yang
kita lontarkan karena ketidaktahuan dari diri yang awam.
Buat SMS pacar yang sekota dengan
operator yang sama aja, ternyata sistemnya cukup panjang, lho, guys. Data SMS dari HP lo bakal dikirim
ke BTS (Base Transceiver Station) terdekat.
Selanjutnya, ditransmisi ke BSC (Base
Station Controller). Dari sana, dia masih harus jalan-jalan lagi ke MSC. Abis
itu, dikirim lagi, deh, ke BSC dan BTS terdekat dari lokasi pacar lo itu.
Inilah yang dinamakan sistem komunikasi bergerak seluler. Konon lagi, kalo yang
LDR-an, baik beda pulau apalagi beda negara. Beh, jalur transmisinya lebih banyak
lagi, men!
Belom pula kalo pacar lo beda
operator. Atau bahkan, dia cuma punya telepon rumah. Lebih panjang lagi, deh,
sistemnya! Bersyukurlah jomlo, lo nggak perlu mengutuk sinyal buat
berkomunikasi dengan pacar karena lo nggak punya.
Buat memenuhi komunikasi yang real-time, para pakar terus meningkatkan
teknologi dari generasi sebelumnya. Di saat 2G hadir dengan GPRS (General Packet Radio Service) yang
memungkinkan kita mengirim e-mail
dengan kecepatan 115 Kbps, kini bahkan bisa aja lo sedang menikmati koneksi 4G sekadar
buat chatting-an dengan kecepatan
hingga 100 Mbps. Whoos, time flies so
flash bagi konsumen kayak gue. Kalo buat mereka yang mengembangkan, sih,
gue yakin itu proses yang lama, menguras tenaga dan air mata.
Firman AJ, Manager Management
Service XL Regional Sumatera menuturkan kalo ada tiga faktor utama yang
mempengaruhi sinyal ataupun kecepatan akses internet. Yang pertama, tentunya quality dari teknologi yang disediakan
oleh provider itu sendiri. Alokasi
frekuensi yang didapetin, menentukan bandwith
maksimumnya. Yang kedua adalah capacity.
Satu BTS memiliki batasan jumlah perangkat yang menerima sinyal. Kalo jumlah
pengguna yang aktif bersamaan begitu besar di area yang sama, tentunya
kapasitas masing-masing akan berkurang. Itulah hal yang terkadang ngebuat gue
berkata, “Lemot banget, sih, padahal cuma buka Google aja.” Yang terakhir yaitu
coverage. Semakin dekat dengan BTS,
semakin cepat pula sinyal ditangkap. Nah, semakin cepat juga, deh, proses nge-stalk Instagram gebetan.
![]() |
Scroll, scroll, and scroll again.... |
Salah satu bilik di MSC XL Tanjung Morawa yang penuh kabel (Dok. Aldi) |
Udah sepantesnya kita sebagai users menggunakan fasilitas ini semaksimal mungkin. Kecepatan akses internet dipake buat browsing dan memperkaya wawasan, good people. Nggak cuma buka Facebook atau curhat di status BBM. The more you read, the more things you know. The more that you learn, the more places you'll go. Contohnya dengan lo ngebaca blog gue ini—oke, promosi terselubung.
Old saying: think before speak. And now saying is Google before post. Hahaha, it's not that we use technology, but we live technology. Is it true? How about your thoughts, dear?
Postingan ini dihasilkan setelah mengikuti
Jelajah Cepat XL Network Building pada 15 Agustus 2015
Gue yang mane, nih? Tau kagak lo? (Dok. Aldi) |
Another pic source: Pixabay
21 comments
cakeeeeeep
ReplyDeleteMakasih. Aku emang cakep kok. #lah :">
DeleteNaaaaiiiis infooo kak! (nggak ada ide buat komen yang lain gara gara udah lama gak komen di blog orang-lahmalahcurhat-)
ReplyDeleteIni kembaliannya, Nak *salamin gopekan*
DeleteMau berebut hati kamu aja boleh gak?
ReplyDeleteSilakan ambil nomor antreannya, Mas.
Deletemakanya cari pacar yang gak beda operator :D
ReplyDeleteBeda operator masih nggak masalah, gimana ceritanya kalo beda alam? :(
Deleteyang satu di alam medan, yang satu di alam tembung gitu?
DeleteSuka liat picture-nya 😀 *gagalfokus
ReplyDeleteiya kak Molly, nice pict
Deleteberarti selera aku yang bagus ya? #pongah
Deleterahasia di balik hati abang itu ada nggak ya :D
ReplyDelete*gagalfokusjuga
Kak Diah... Mau Abang yang mana nih? :p
DeleteOoo gitu yaaa... ntr ngak ngedumel lg dung kalau pas lg lola
ReplyDeleteMama ituuu yang suka ngedumel kalo lagi lihat tutorial hijab di Youtube
DeleteKece nih, infonya. Tapi, pembangunan BTS diwilayah pemukiman padat penduduk juga perlu diperhatikan oleh pihak provider. Bukankah akan banyak dampaknya bagi penduduk? Radiasi?
ReplyDeleteBTS beda sama SUTET. Kalopun ada radiasi gelombang elektromagnetik dari BTS, itu sangat jauh di bawah normal dari batas yang ditetapkan WHO. Radiasinya sebelum sampai ke tanah, sudah hilang radiasinya, kira2 begitu.
DeleteJadi ini rahasianya. Terima kasih kk sudah bagi informasi. Salam kenal dan salam hangat dari penikmat hujan. :)
ReplyDeleteSalam hangat dari pecinta hujan :p
DeleteKeren tulisannya bisa jadi refrensi juga nih, thanks --> #Yuk, Mas Gan, Cek cek dulu blog kita Media Informasi Online di Kota Medan
ReplyDelete